Yang namanya camilan enak, itu kebanyakan tidak lepas dari karbohidrat.
Yang saya ajarkan juga banyak karbo nya. Jadi saya tulis materi ini supaya Anda bisa mendapatkan pencerahan, bagaimana bisa menciptakan camilan yang ada karbonya, tapi punya khasiat pengobatan?!
Apakah karbohidrat itu buruk?
Tentu saja tidak! Karbohidrat adalah salah satu ciptaan Tuhan dan saya tidak percaya kalau karbohidrat itu buruk.
Menurut saya, karbohidrat itu termasuk golongan makanan yang bisa membantu kita untuk menaikkan berat badan, sama seperti golongan makanan lainnya yang bisa membantu untuk menurunkan berat badan. Tidak ada yang buruk/salah dengan menaikkan berat badan maupun menurunkan berat badan. Yang salah adalah persepsi dan penyalahgunaannya!
Saya percaya segala sesuatu di dunia ini ada batasannya. Termasuk juga karbohidrat juga ada batasannya untuk aman dan baik kita konsumsi. Sama juga dengan teh hijau yang bisa membantu kita untuk menurunkan berat badan, itu juga ada batasan aman dan baiknya untuk dikonsumsi.
Apa saja di alam yang tergolong karbohidrat atau banyak mengandung karbohidratnya? Diantaranya adalah gandum, padi-padian, jagung, kentang, umbi, tebu, madu dan buah-buahan yang manis. Susu sapi juga lebih banyak karbohidratnya dibandingkan proteinnya.
Semua ciptaan Tuhan itu baik dan Tuhan tidak sedang plin-plan atau mabuk sehingga tidak sengaja menciptakan sesuatu yang buruk. Semua ciptaan ada maksud dan tujuannya diciptakan.
Orang Jaman Dulu Banyak Makan Karbohidrat dan Tidak Hitung Kalori
200 tahun lalu, manusia di berbagai suku dan bangsa bebas mengkonsumsi karbohidrat dan mereka tidak pernah menghitung kalori.
Mereka juga bukan raw foodist, tidak pula memakai pedoman ketogenik. Walaupun mereka banyak makan karbohidrat, mereka tidak jadi gemuk!
Pertanyaannya sekarang: “Kok bisa begitu ya?!”
Jawabannya mudah. Ini karena:
- Karbohidrat yang mereka makan berbeda dengan karbohidrat yang kita makan.
- Mereka banyak gerak.
- Makanan lainnya selain karbohidrat (protein, lemak, mikronutrien) juga tidak sama dengan makanan kita yang sekarang.
Karbohidrat Jaman Dulu Beda dengan Jaman Sekarang
Iya sangat beda sekali. Karbohidrat orang jaman dulu itu masih murni dan utuh. Tidak ada rekayasa genetik, tidak ada cemaran kimia, tidak direfinasi, dan tidak diproses terlalu banyak oleh mesin dan api.
Anda suka yang manis-manis khan? Orang jaman dulu juga suka. Tapi perlu digaris bawahi bahwa gula dan pemanis jaman dulu itu beda dengan pemanis jaman now.
Jaman dulu, semua makanan itu organik. Semuanya menyehatkan untuk dikonsumsi. Karena organik dan sehat, tubuh lebih bisa mencernanya dengan baik dan cepat.
Makanan sehat ketika dikonsumsi akan mudah juga dicerna dan dikeluarkannya. Banyak masuk, banyak juga keluarnya, yang penting TIDAK RAKUS.
Jaman dulu, orang yang gemuk adalah yang rakus terlalu banyak makan, bukan mereka yang hanya banyak makan.
Jadi jaman dulu yang masalah bukan makanannya, tapi rakusnya saja yang bisa jadi masalah.
Beda sekali jika dibandingkan dengan makanan jaman sekarang. Makanan orang modern sudah ‘asing’ bagi tubuh kita sehingga lebih susah untuk mencernanya.
Termasuk karbohidratnya, jaman sekarang sudah sangat beda. Banyak yang sudah direkayasa genetik, tercemar kimia, direfinasi, dan terlalu banyak diproses oleh mesin industri.
Sekarang kita harus lebih bijaksana dalam mengkonsumsi karbohidrat jaman now. Tidak bisa seenaknya seperti dulu lagi.
Orang jaman dulu itu jarang menderita obesitas dan penyakit degeneratif. Yang menderita kondisi seperti ini biasanya adalah orang kaya dan pejabat rakus.
Sangat disayangkan, jaman yang mengklaim dirinya sebagai jaman yang lebih canggih dan lebih maju, justru kena ‘wabah’ obesitas dan penyakit degeneratif. Orang kelas bawah, menengah, dan atas telah menderita ‘wabah’ ini!
Efek Ketika Karbohidrat Diotak-atik dan Dipecah
Jika memang gula alami yang ada di buah-buahan dan madu adalah buruk, Tuhan pasti akan melarang manusia untuk makan buah dan madu. Tapi sejarah tidak mencatat adanya larangan ini bukan?!
Memang fruktosa (gula alami yang ada di buah-buahan dan madu) itu dalam banyak penelitian dikatakan buruk dan bisa menyebabkan insulin resistant dan diabetes.
Tapi perlu digaris bawahi bahwa penelitian-penelitian tersebut meneliti tentang satu unsur saja yaitu fruktosanya, bukan unsur lainnya yang melengkapi buah dan madu itu sendiri. Jika kita makan keseluruhan buah dan madu, yang kita konsumsi itu bukan hanya fruktosa, tapi juga serat, air, vitamin dan mineral.
Gabungan dari semua ini, terutama serat, membantu memetabolisme fruktosa dengan baik sehingga menghilangkan efek negatif dari fruktosa. Serat juga membuat Anda cepat kenyang, sehingga Anda tidak serta merta ingin makan lebih banyak dan terus-menerus. Artinya, semuanya terkendali oleh karena keutuhan makanan ini.
Ingat prinsip ini: Tuhan tidak bodoh. CiptaanNya itu utuh dan kompleks, bukannya monoton, sehingga yang satu melengkapi yang lain. Keutuhan ini juga sama dengan motto The Musketeer: “Semua untuk satu, satu untuk semua”.
Manusialah yang telah mengotak-atik ciptaanNya, keluar dari Rancangan Awal, sehingga mengakibatkan masalahnya sendiri.
Itulah sebabnya keadaan manusia ratusan lalu sangat beda dengan yang sekarang ketika mereka makan buah-buahan, padi-padian, madu, dan karbohidrat lainnya. Itu karena karbohidrat ratusan tahun lalu beda dengan karbohidrat jaman sekarang.
Dulu masih organik, masih seiring dengan Rancangan Tuhan, sedangkan sekarang, seiring dengan Rancangan Manusia.
Dulu yang membuat gemuk dan sakit itu bukan karena karbohidratnya, tapi karena dosanya yaitu kerakusannya. Sekarang, Anda tidak rakus pun juga tetap gemuk dan sakit-sakitan. Kenapa demikian? Karena karbohidrat, protein, dan lemak jaman sekarang itu telah diotak-atik manusia, jadi beda dibandingkan yang dulu.
Jadi solusinya itu bukan sekedar back to nature, tapi lebih dari itu, yaitu back to God’s design (kembali ke kodrat).