Jika ditanya MSG itu aman atau tidak, jawabannya adalah YA dan TIDAK, tergantung konteks keamanan dari segi mana dulu. Tapi ada pertanyaan yang lebih tepat untuk diajukan yaitu apakah MSG tergolong SEHAT atau tidak? Jawabannya adalah TIDAK.
Topik tentang MSG ini kontroversial karena ada ilmuwan yang melawan MSG dan ada ilmuwan yang membela MSG. Jadi ini perdebatan dikalangan ilmuwan lho ya, bukan dikalangan orang awam saja. Bagaimana dengan posisi saya? Apakah saya digolongan PRO atau KONTRA? Jawabannya: Saya tidak diposisi keduanya!
Saya pro dengan MSG jika sesuai dengan kondisi yang ada, jadi saya tidak kaku. Tapi kalau dalam hal status MSG apakah ia tergolong bahan yang sehat, saya berdiri dalam golongan yang kontra alias mencap bahwa MSG bukanlah bahan makanan yang sehat.
Baik, saya jelaskan semuanya dengan persepsi yang seholistik mungkin ya. Begini penjelasan ilmiah dan logisnya…
MSG Aman Jika Konteksnya Begini
Jika kita lihat konteksnya dari masalah ambang batas tentu saja konsumsi MSG masih aman jika kita konsumsi sedikit dan tidak rutin. Ini karena selama masih diambang batas… bagi kebanyakan orang.
Berapa ambang batasnya? Tentu saja tiap orang ambang batasnya beda-beda, tergantung usia, penyakit bawaan (jika ada), berat tubuh, dll. Untuk bisa tahu ambang batasnya untuk Anda pribadi, itu harus Anda alami dan rasakan sendiri.
Batas maksimal konsumsi MSG yang direkomendasikan WHO adalah 6 gram per hari. Sementara, Kemenkes RI merekomendasikan batas aman konsumsi MSG sebanyak 5 gram.
Ada yang berpendapat bahwa rata-rata orang Indonesia hanya mengkonsumsi 0,65 gram MSG setiap harinya, artinya sangat sedikit dibandingkan batas maksimal tersebut. Jadi mereka berpendapat bahwa sebenarnya enggak perlu khawatir, karena kans kita untuk makan terlalu banyak MSG kecil sekali. Tapi apakah benar demikian?
Ngga juga kok. Praktek dilapangan tidak “sepolos” itu Sobat! Anda tidak tahu PASTI ada berapa banyak MSG yang ditambahkan dalam makanan di warung, di dapur sendiri, di jajanan minimarket/supermarket, dll. Pernahkah Anda memergoki produsen pentol bakso yang menambahkan buanyak sekali MSG (micin) ke adonan mereka? Belum lagi di dalam kuah bakso juga banyak dikasih micin.
Terus di saos dan kecapnya juga ada MSGnya. Itu baru hidangan untuk menu bakso. Belum lagi makanan lainnya yang Anda nikmati dalam seharian penuh, bisa jadi lho Anda telah melebihi dosis MSG, TANPA ANDA SADARI!
Anda tidak bisa begitu saja mempercayai para pedagang makanan yang “tidak pede” dengan keahlian memasak mereka, sehingga untuk memastikan makanan mereka enak dan bikin ketagihan (tentu saja supaya repeat order terus), mereka akan menambahkan MSG sangat banyak.
Memang tidak semua produsen kuliner seperti itu, tapi Anda tidak bisa tahu PASTI mana yang “nakal” dan mana yang tidak.
Saya tekankan lagi, MSG memang aman jika dikonsumsi sedikit dan tidak rutin. Kenapa pakai kata sedikit bukannya kata sewajarnya? Ya karena Anda tidak tahu pasti dalam sehari berapa banyak MSG yang Anda konsumsi di dalam rumah dan di luar rumah. Kita lagi cari amannya saja khan?
Terus kenapa pakai kata “tidak rutin”? Bukannya kalau sedikit tapi rutin itu baik-baik saja?
Jawabannya adalah karena Anda tidak tahu PASTI metabolisme Anda sendiri dalam mencerna MSG sebagus apa. Dalam jangka pendek mungkin OKE OKE saja, tapi Anda tidak bisa tahu pasti efeknya dalam jangka panjang. Jangan samakan diri Anda dengan orang lain ya karena tiap manusia metabolismenya beda-beda.
Selain itu Anda harus hati-hati dengan yang namanya habit atau kebiasaan apalagi berurusan dengan zat yang bikin ketagihan. Konsumsi rutin akan merubah “kebiasaan” sel tubuh Anda yang mungkin saja beresiko buruk terhadap kesehatan.
Saya ulangi lagi: kita lagi cari amannya saja dan yang teraman adalah tidak mengkonsumsinya secara rutin walaupun sedikit.
MSG Tidak Aman Jika Konteksnya Begini
Tentu saja MSG tidak aman jika dikonsumsi banyak dan rutin. Penjelasannya mirip-mirip dengan yang di atas, tinggal dibalik saja.
Hal tidak aman lainnya adalah kalau ternyata tubuh kita tidak mampu memproses MSG dengan baik. Dikatakan tidak mampu memproses karena MSG merupakan suatu komponen asing atau tidak dikenal oleh tubuh manusia normal.
Ini tidak sama dengan pendapat kebanyakan ahli yang menyebut fenomena ini sebagai alergi MSG. Ini hal yang berbeda sekali dan saya tidak setuju dengan persepsi alergi ini!
Alergi lebih tepat kalau makanan yang masuk adalah hal normal dan alami, tapi dianggap oleh tubuh sebagai musuh. Untuk kasus seperti ini yang salah bukan makanannya tapi tubuhnya yang memang tidak normal.
Tapi lain halnya kalau misalnya yang masuk ke tubuh memang bukan hal normal atau tidak alami, sehingga tubuh tidak mengenalnya apalagi tubuh tidak punya enzim atau zat tertentu untuk bisa memprosesnya (memetabolisme dan membuangnya). Kalau kasus seperti ini, yang salah bukan tubuhnya karena tubuh yang normal, memang tidak mengenal bahan asing yang masuk ke tubuh bahkan tidak punya sumber daya yang cukup untuk memprosesnya sehingga muncullah reaksi-reaksi tidak nyaman seperti misalnya mual, muntah, sakit kepala, dan susah nafas.
Inilah yang terjadi dalam kasus orang yang langsung sakit ketika konsumsi makanan yang ada banyak (atau sedikit) MSGnya karena MSG itu bahan makanan sintetis yang memang asing bagi tubuh manusia normal.
Jadi kalau ada pendapat MSG menyebabkan sakit kepala itu adalah benar dan jangan dimasukkan ke kategori alergi.
Letak masalahnya bukan di manusianya, tapi di MSGnya. Memang mirip dengan alergi tapi konteksnya beda karena yang tidak normal/alami di sini bukan manusianya, tapi MSGnya!
Kalau Anda punya sensitifitas seperti ini terhadap benda-benda sintetis, berarti MSG tidak aman untuk Anda, baik itu untuk jangka pendek apalagi untuk jangka panjang. Ini karena tubuh Anda yang normal dan “polos”.
Bagi Anda yang merasa baik-baik saja setelah konsumsi MSG, jangan langsung berasumsi bahwa Anda lebih sehat lho ya. Tubuh yang sakit (tidak normal) bisa juga tidak sensitif terhadap MSG sehingga membiarkan MSG lewat tanpa menimbulkan reaksi tidak nyaman di awal, tapi MSGnya tidak dimetabolisme dengan baik sehingga bisa memunculkan masalah kesehatan dalam jangka panjang. Sedangkan tubuh yang ada kelebihan tertentu memang bisa memetabolismenya dengan baik, tapi dengan catatan masih dalam ambang batasnya.
Kenapa MSG Tidak Sehat?
MSG tergolong tidak sehat karena komponennya yang sintetis secara umum memang tidak bisa dimetabolisme dengan sempurna oleh manusia sehingga dalam jangka panjang beresiko menyebabkan penyakit degeneratif.
Memang benar unsur glutamat juga ada di bahan alami lainnya, bahkan MSG (Mono Sodium Glutamat) itu terbuat dari alam. Tapi bukan berarti karena 2 alasan tersebut akhirnya menjadikan MSG sebagai bahan yang sehat untuk dikonsumsi. Jangan samakan MSG yang sintetis dengan glutamat alami. Walaupun keduanya sama-sama bikin makanan jadi lebih enak, tapi sifat “friendly”-nya mereka beda banget lho. Yang alami lebih bersahabat (friendly) ketimbang yang sintetis.
Yang alami memang sudah “dari sononya” tercipta dengan sempurna alias Tuhan sendiri yang sudah mendesainnya sedemikian rupa supaya bisa dikenal dan dimetabolisme oleh tubuh kita. Sedangkan MSG merupakan komponen alami yang sebelumnya sudah sempurna, eh diotak-otik oleh manusia supaya lebih “nendang” berkali-kali lipat tapi komponen “penstabilnya” dibuang.
MSG ini sama seperti garam laut asli ciptaan Tuhan yang sudah sempurna, diotak-atik oleh manusia jadi garam refinasi pabrik. Garam laut asli itu terdiri dari 84 unsur mineral yang terikat dan tersusun dengan baik, sedangkan yang refinasi hanya terdiri dari 3 unsur mineral saja yaitu sodium, klorida dan yodium. Garam yang asli menyehatkan tubuh dan bisa untuk mencegah hipertensi, sedangkan yang refinasi rasanya lebih nendang tapi tidak sehat serta menyebabkan hipertensi.
Demonstrasi sederhana tentang perbedaan garam asli dengan garam refinasi adalah dengan menyediakan 2 aquarium dimana aquarium A berisi air tawar yang ditaburi garam laut asli, sedangkan aquarium B berisi air tawar yang ditaburi garam refinasi. Menurut Anda, di aquarium manakah ikan laut bisa hidup? Tentu saja di aquarium A karena garam asli memang unsur asli habitatnya ikan laut. Itu sudah kodratnya! Perbedaan antara MSG dengan dengan glutamat alami juga begitu ketika masuk dalam tubuh kita. Jadi jangan lagi pakai alasan karena sama-sama dari alam dan sama-sama glutamatnya, terus Anda menilainya sebagai bahan yang sama-sama aman dan sama-sama sehat.
Ada yang berpendapat bahwa MSG itu juga sama-sama garam kok, jadi sepertinya sama-sama aman dan sehat. MSG dari namanya yaitu Mono Sodium Glutamat, memang juga bisa dikatakan garam dalam tanda kutip. Tapi balik lagi tentang penjelasan saya tentang garam laut asli di atas, Anda tidak bisa menilainya sama-sama aman dan sama-sama sehat. Perbedaannya jauh sekali antara ciptaan Tuhan yang sempurna dengan yang diotak-atik manusia.
Anda bisa membaca lebih detail lagi tentang kenapa garam laut itu sehat DI SINI.
Mau saya kasih contoh lagi bedanya yang alami (organik) dengan yang “diotak-atik” manusia?
Ok, coba Anda lihat perbedaan gula pasir dengan sari tebu alami. Keduanya sama-sama manis dan sama-sama dari tanaman tebu, tapi kestabilannya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Gula pasir Indeks Glikemiknya tinggi sedangkan sari tebu Indeks Glikemiknya rendah. Gula pasir bisa menyebabkan diabetes, sedangkan sari tebu malah bisa jadi obat alami untuk penderita diabetes.
Begitu juga dengan beras organik dan beras hibrida jaman sekarang. Yang organik aman untuk penderita diabetes sedangkan yang hibrida bisa menyebabkan diabetes.
Di jaman sekarang banyak bahan makanan dan minuman yang sintetis sehingga manusia sekarang ini umurnya lebih pendek dibandingkan jaman dulu. Selain lebih pendek, manusia juga sering kena sakit-penyakit. Inilah dampak jangka panjang dari makanan dan minuman sintetis atau terlalu banyak diolah.
You are what you eat – Anda adalah apa yang Anda makan! Itu artinya apa yang Anda makan akan menjadi bagian dari tubuh Anda. Tiap hari tubuh kita ada sel yang mati. Jika yang Anda konsumsi kualitasnya baik, itu berarti Anda menyediakan bahan pembangun tubuh yang baik kualitasnya sehingga akan lahir sel yang baik dan kuat. Jika yang dikonsumsi kualitasnya jelek, itu berarti yang tersedia adalah bahan pembangun sel yang jelek sehingga lahirlah sel tubuh yang tidak sehat serta lemah.
Sama seperti rumah yang bagus dan kuat itu dibangun dari bahan bangunan yang berkualitas tinggi. Sedangkan rumah yang jelek mudah rusak, itu dibangun dari bahan bangunan yang berkualitas rendah.
Rutin konsumsi makanan alami dan “normal, akan menghasilkan tubuh yang sehat dan normal. Sedangkan rutin konsumsi makanan sintetis dan tidak normal, akan menghasilkan tubuh yang tidak sehat dan tidak normal. Itu sudah kodratnya, itu sudah rumus Hukum Alamnya!
Itulah jawaban mengapa manusia modern umurnya lebih pendek plus banyak penyakitnya. Itu karena kita keluar dari God’s Design yaitu kodrat Tuhan untuk kita.
Masalah Chinese Restaurant Syndrom itu Rasis atau Tidak?
Banyak didengungkan bahwa MSG itu tidak sehat adalah karena alasan rasisme. Ceritanya begini: Di Amerika sono sekitar tahun 1960-an, sering orang-orang yang setelah makan di restoran Cina, mereka jadi pusing-pusing tidak enak badan. Selidik-selidik eh ternyata restoran cina di sana banyak yang pakai MSG di menunya. Nah, untuk gejala tidak nyaman yang muncul akibat MSG ini kemudian disebut dengan istilah Chinese Restaurant Syndrom.
Memang terkesan rasis sih istilahnya karena memang di tahun 1960-an, masalah rasisme masih kuat. Namun untuk penilaian MSG itu sehat atau tidak jangan dilihat dari istilah rasismenya. Bisa saja pihak produsen MSG yang mengeluarkan statement ini untuk mendapatkan dukungan supaya produknya tidak dicap jelek. Tapi bisa juga memang rasis karena golongan orang di Amerika yang benci dengan ras kulit berwarna juga ada.
Jangan sampai teralihkan fokusnya karena isu rasisme. Saya tidak peduli untuk masalah rasisnya karena yang kita bahas bukan masalah rasis tapi masalah medisnya. Tidak peduli itu rasis atau tidak, kalau tidak sehat ya bilang aja tidak sehat dan kalau sehat ya bilang aja sehat!
Tapi WHO dan Profesor di Harvard Mengatakan Kalau MSG Itu Aman?!
Ya memang benar karena mereka melihatnya dari sisi dosisnya saja. Jadi istilah “Save” ini memang benar, tidak bohong karena dilihat dari sisi dosis untuk orang kebanyakan. Dan sudah saya jelaskan panjang lebar di awal bahwa walaupun MSG tergolong aman untuk kebanyakan orang, tapi ternyata tidak menyehatkan.
Jadi kalau menilai sesuatu itu sehat atau tidak sehat, pakailah pola pikir yang holistik (menyeluruh) seperti kaum medis holistik memandangnya. Jangan berpikir “in the box” dan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh pemuka medis konvensional.
Kesimpulannya
MSG itu memang aman kalau dikonsumsi sedikit dan tidak rutin sehingga tubuh bisa punya waktu untuk memetabolisme dan membuangnya (detoks). Tapi tidak aman jika dikonsumsi banyak apalagi rutin.
Dan jika dihadapkan golongan antara yang sehat dan tidak sehat, MSG termasuk golongan yang tidak sehat karena ia merupakan bahan makanan yang “tidak stabil” dan jika menjadi bagian dari tubuh kita, maka akan terbentuk tubuh yang berkualitas rendah, yaitu berumur pendek dan sakit-sakitan.
Perlu digarisbawahi: saya tidak menyarankan Anda untuk stop konsumsi MSG. Yang saya sarankan adalah Anda menilainya dengan penilaian yang benar apa adanya, sehingga Anda bisa bijaksana untuk mengkonsumsinya.
Saya sendiri juga konsumsi MSG kok karena jaman sekarang bagaimana mungkin kita bisa bebas total dari MSG. Kalau kita mau bebas total dari MSG, wah kita jadi stress sendiri karena harus “parno” satu-satu dengan apa yang kita makan dan minum!
Artikel ini adalah sedikit bagian dari materi nutrisi medis holistik yang kontroversial, tapi benar adanya dan bukan hoax. Jika Anda tertarik untuk melihat sains nutrisi lainnya ala medis holistik modern, silahkan Anda lihat koleksi materi belajarnya DI SINI.
Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa untuk share ke yang lainnya ya supaya makin banyak orang awam dan dokter yang menerima manfaatnya.
Dt Awan (Andreas Hermawan), Master Medis Holistik Ananopathy
Mau ngga jadi Dokter Super yang bisa mengobati banyak penyakit berat dimana hasilnya lebih cepat dan lebih baik dengan memakai buah kelapa? Yuk, pelajari ilmunya gratis DI SINI.